Sempat disela-sela waktu jalan-jalan di Kota "S", saya mampir ke salah satu toko yang menyediakan buku-buku yang masih dalam gedung pusat perbelanjaan itu. Niatnya emang nyari novel apa saja.
Tapi tanpa
sengaja, dibagian buku-buku yang tertumpuk dengan diskon yang amat besar,
dengan posisi buku-buku berantakan, saya menemukan sebuah novel dengan
pengarang yang namanya saya kenal (meski bukan kenal secara langsung).
Alhasil, saya
ambil. Apalagi harganya murah.
Sampai rumah saya
baca. Bener-bener nyesel udah beli novel ”murah” ini. Hati saya tidak bisa
terima dengan penokohan dan kalimat-kalimat yang ada dalam dialognya. Menyebut salah
satu anggota kebun binatang untuk tujuan memanggil tokoh lainnya. Ckckckck.
Sekarang nyesel
sekali udah beli plus koleksi novelnya. Bingung. Masa mau dipajang satu rak
dengan buku-buku lain? Ntar kalo ada yang liat terus pengen pinjam, kan gawat! Benar-benar
gak pantas buat dipinjam-pinjamkan. Terlalu gimanalah gitu.
Mau dibakar aja,
kok buang-buang tenaga ya. Juga nambah-nambah polusi udara. Yah akhirnya
dibungkus kresek hitam aja terus dimasukkin dalam tempat yang paling
tersembunyi deh.
Bahkan sebelum
sempat membungkus, saya tulis dibagian depannya,”TIDAK LAYAK BACA!”.
Jadi, pelajaran
apa sebenarnya yang ingin saya bagikan?
Ah, saya juga
bingung. Poinnya bukan,”Jangan beli barang yang murah!”. Bukan banget! Karena masih
banyak barang yang murah nan berkualitas.
Tips memilih
buku yang baik? Juga bukan! Karena saya sendiri masih gagal.
Hanya sebenarnya
saya ingin keluar dari jalur aman membeli buku dari penulis yang itu-itu saja. Ingin
mencoba beli karya penulis lain. Tapi, ah kecewa yang saya tuai.
Nama memang
sesuai dengan harga. Meski tidak selamanya begitu. Jadi kesimpulannya, hati-hati
membeli, hati-hati mengoleksi! Jangan sampai buku yang kita punya dipinjam
orang tapi isinya ngajak kepada keburukan.kita juga yang minjamkan akan
kecipratan dosa ntar. Yah, mau gak mau sekarang tetap setia pada
penulis-penulis yangemang isinya bisa dipertanggungjawabkan.
Sekian.