Sabtu, 12 Agustus 2017

Pengen Nulis Novel? Catat Langkah Awalnya!

PENGEN NULIS NOVEL? CATAT LANGKAH AWALNYA!

Bingung, harus mulai menulis novel dari mana?
Kamu tidak sendiri, Dear! Banyak kok yang mengalami masalah seperti itu. Punya keinginan buat nulis cerita, punya banyak kisah dalam hidup, tapi masih bingung. Bagaimana akan menuangkannya menjadi sebuah novel layak baca?
Ditambah lagi banyaknya aturan dalam menulis novel, yang terkadang membuat penulis pemula kebingungan tanpa solusi. Nah, artikel ini hadir untuk para pemula yang ingin segera melangkah buat take action. Berikut rumusan sederhananya sebelum mulai menulis novel :
1. Siapa yang Kenapa
Ya, pertanyaan “Siapa yang kenapa” menjadi langkah awal dalam menentukan bentuk cerita. Ide bisa datang dari memikirkan siapa tokoh yang akan berlakon dalam cerita kita. “Siapa” di sini bisa berarti profesinya apa, usianya berapa, karakternya seperti apa, dan lainnya. Pastikan “Siapa” ini adalah tokoh utama, yang menjadi sentral cerita.
Sedangkan “Kenapa” adalah hal apa yang terjadi pada tokoh dalam cerita tersebut. Tokoh kita kenapa? Itulah inti dari pertanyaan yang harus terjawab. Apa yang terjadi pada tokoh akan menjadi dasar cerita. Yang pada akhirnya mampu menumbuhkan cabang-cabang konflik.
Contoh :
- Siapa?  : Seorang remaja tanggung.
- Kenapa?  : Mengalami gangguan kepribadian karena putus sekolah.
- Ide awal menjadi : Seorang remaja tanggung yang mengalami gangguan kepribadian karena putus sekolah.

2. Siapa dengan Siapa
Pertanyaan lanjutan yang berkembang adalah “Siapa dengan siapa”. Pohon tokoh akan berkembang. Dari tokoh utama, bisa ditarikkembangkan ranting-ranting tokoh lainnya. Menjadi tokoh antagonis, penengah atau sekadar tokoh pembantu.
Contoh :
Kehidupan tokoh remaja tanggung dengan nenek dan kedua orangtuanya.

3. Bagaimana Hubungan Kejadian Antartokoh
Dari poin kedua kita dapatkan tokoh yang disiapkan adalah remaja tanggung, nenek dan kedua orangtua. Bagaimana hubungan mereka? Bagaimana kaitan dengan cerita sentral?
Itulah yang menjadi pertanyaan berikutnya. Menentukan hubungan antarkejadian, atau disebut plot.
Contoh :
Nenek remaja itu tidak punya cukup uang untuk bisa menyekolahkannya lagi. Sementara kedua orangtuanya, sudah lama tidak bersama. Jauh dari hidupnya.
Dua poin ini akhirnya menggiring terbentuknya cerita sentral. Sebagai alasan kenapa tokoh sampai putus sekolah dan mengalami gangguan kepribadian.

4. Di mana Kejadian Berlangsung
Setting adalah hal penting lainnya, yang harus dipikirkan di awal persiapan sebelum menulis novel. Karena di mana kejadian berlangsung akan sangat mendukung bagaimana cerita ini berjalan. Apakah di perkotaan besar, di pedasaan, di luar negeri, dan sebagainya.
Contoh :
Kisah remaja tanggun ini berlangsung di pedesaan, sebuah kota kecil di Indonesia. (Silakan sebut nama desa atau kota jika memang diperlukan. Tapi bukan masalah jika nama kota tidak disebut atau fiktif. Asal, pastikan kalau cerita memiliki tempat yang jelas untuk kejadian demi kejadian berlangsung. Missal rumah, pasar, sekolah, dll.)

5. Pesan Apa yang akan Dititipkan dalam Cerita
Sebuah cerita harus mengandung nilai/pesan. Baik pesan agama, sosial, hukum atau lainnya. Meski berada pada urutan terakhir, bukan berarti pesan menjadi tidak begitu penting. Karena sejatinya, sebuah cerita yang tanpa pesan, sama artinya dengan “mencuri” waktu pembaca.
Pembaca menyisihkan waktu untuk membaca cerita kita, tapi ternyata dia tidak dapatkan pesan atau pelajaran apapun.
Contoh pesan : Masa depan anak adalah tanggung jawab bersama para orang dewasa.

Menulis novel memang tidak susah, tapi bukan berarti mudah. Karena, menulis novel membutuhkan skill khusus, yang ritmenya harus konsisten dan terus-menerus digali. Oke, selamat mencoba…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar