“Untuk anak-anak millennial tentu saja mestinya dibuatkan
lagi film yang memang bisa masuk ke mereka. Biar ngerti mereka
bahaya komunisme. Biar mereka tahu juga mengenai PKI.”
Setuju!!!
Tolong
dibuatkan versi baru untuk kami. Versi yang berseri. Kayak AADC ‘kan ada AADC 1
dan 2, Warkop DKI ada yang lama dan ada yang reborn.
Nah,
PKI, jangan cuma pemberontakan PKI 65. Tapi juga dibuatkan pemberontakan 26 yang
berakibat mengganggu pergerakan nasional kaum muda. Kemudian pemberontakan 48
di Madiun, waktu mereka banyak meregangkan nyawa para ulama dan santri. Itu
yang kami butuhkan!
Bapak
tahu sendiri, anak muda jaman kami, generasi 90an apalagi setelahnya, banyak
yang malas membaca (semoga saya salah). Apalagi untuk membaca buku sejarah. Mungkin,
bikin pusing.
Nah
kalau dibuat bentuk film ‘kan enak, sesuai dengan gaya hidup generasi muda saat
ini yang doyan nobar dan ke bioskop. Jadi, bisa nonton film sejarah seperti
nonton Film Habibi dan Ainun, Ketika Cinta Bertasbih, Laskar Pelangi. Bisa
masuk deh pesannya ke generasi millennial.
Film
PKI yang sekarang diributkan ini, sebenarnya juga membuat kami bertanya-tanya
dan banyak tanya pada akhirnya.
Ingin
tahu lebih jauh tentang sejarah dan akar PKI. Bagaimana sampai berdiri dan masuk
Indonesia? Bagaimana keseharian orang-orang PKI di tengah-tengah masyarakat? Bagaimana
awalnya para pemuda dan pemudi tergiur menjadi sukwan dan sukwati untuk PKI? Apa
yang PKI janjikan?
Bagaimana
mungkin PKI bisa sampai ikut dalam pemilu 55 sedang 7 tahun sebelumnya mereka
sudah melakukan pemberontakan besar? Membunuh
ulama, santri, umat muslim yang sedang solat berjamaah, tokoh masyarakat,
pejabat, TNI, polisi, pemimpin partai? Loh kok ada yang mau milih, kok bisa
diloloskan ikut pemilu? Peringkat 4 lagi.
Kenapa
juga PKI sukanya dengan sumur? Pemberontakan 48 dan 65 mereka suka “main” di
sumur. Jenazah-jenazah selalu dimasukkan dalam sumur. Apa gaya-gaya PKI selalu
begini? Selain menganiaya, memfitnah dan membunuh?
Bukan
apa-apa, hanya supaya kami paham saja secara utuh. Tidak setengah-setengah. Karena
versi lengkap seperti ini akan sangat sesuai dengan generasi kami yang kritis,
meski malas membaca.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar